Jumat, 05 April 2013

MANAJER YANG PENUH MUSLIHAT

Martin Bormann (1900 – ?)
MANAJER YANG PENUH MUSLIHAT

Martin Bormann
Hitler dan Nazi boleh berkuasa penuh atas Jerman, namun di balik itu semua ternyata ada satu orang yang dikenal pandai mengakomodir keduanya hingga bisa menjadi suatu kesatuan yang mahadahsyat. la adalah Martin Bormann, “manajer” Sang Fuhrer. la menyiapkan pidato, mengatur pertemuan, menyederhanakan administrasi, bahkan jugaterlibat langsung hingga prosesi pernikahan, pembuatan surat wasiat, dan bunuh diri yang dilakukan sang majikan.
Semua itu tak akan diserahkan kepadanya kalau saja Bormann bukan orang kepercayaan Hitler.Jabatan resminya adalah sekretaris pribadi, yang mana pengaruhnya seolah-olah bertindak sebagai manajer Kanselir Jerman.
Bormann dilahirkan pada 17 Juni 1900 di Wegeleben, dekat Halberstadt, Jerman. Ayahnya seorang sersan mayor yang kemudian beralih menjadi seorang pegawai kantor pos. Karena situasi yang sulit, Bormann remaja terpaksa drop out sekolah dan harus bekerja di sebuah pertanian di Mecklenburg. Dan beberapa bulan sebelum Perang Dunia I berakhir, ia bergabung dengan pasukan Freikorps di Mecklenburg sebagai seorang cannoneer pasukan artileri.
Tahun 1924, bersama Rudolf Hoss, iaterpaksa mendekam selama setahun di penjara karena terlibat pembunuhan brutal atas Walther Kadow, seorang yang dianggap penghianat negara. Selepas penjara, ia bergabung dengan NSDAP di kota Thuringia. Di sini karirnya bersinar terang hingga dipercaya menjadi manajer bisnis pada 1928.
Kedudukan itulah yang membuatnya dekat dengan Nazi dan Adolf Hitler. Kedekatan ini selanjutnya bisa disimak dari kesediaan Hitler menjadi saksi pernikahan Bormann dengan Gerda Buch pada 1929.
Sekretaris pribadi
Karir Bormann terus menanjak. Pada Oktober 1933, ia menjadi anggota ReichsleiterNSDAP dan kemudian menjadi anggota Reichstag (DPR). Bersamaan dengan itu, ia juga menjadi sekretaris pribadi Rudolf Hess hingga 1941, saat Hess memutuskan melakukan misi rahasia ke lnggris. Peristiwa itu menjadi pintu masuk bagi Bormann untuk masuk lebih dalam dan menjadi orang kepercayaan Hitler, yang saat itu sudah berkuasa penuh di Jerman.
Bormann yang piawai berbisnis, juga menggalang kampanye bertajuk The Adolf Hitler Endowment Fund of German Industry, yang berhasil mengeruk dana dalam jumlah yang besar. Dalam suatu pertemuan Hitler berkata, “Untuk memenangkan peperangan ini, aku memerlukan Bormann!” la pun diangkat sebagai sekretaris pribadinya.
Lengkaplah sudah karir Bormann sebagai tangan kanan Hitler. Pengaruhnya sangat besar, hingga sejarawan meyakini bahwa Bormann juga yang berada di balik peristiwa holocaustterhadap kaum Yahudi. Sepanjang hidupnya, Bormann yang berperangai kasar memang dikenal anti-Semit, rasial dan menentang gereja. Namun, iajuga dikenal sangat licin bermuslihat.

Salicin belut
Akhir perang agaknya tidak serta merta mengakhiri “hidup” Bormann. la seperti punya banyak nyawa. Orang yang pernah menjadi saksi pernikahan Hitler ini mempunyai banyak kisah kematian. Sejarah mencatat, ia mati ditembak tentara Rusia saat berusaha menerobos pengepungan Rusia, dua hari setelah Hitler bunuh diri. Namun ada yang meyakini ia bunuh diri menenggak sianida di sebuah jembatan di Sunga Spree di Berlin.
Pada 1946, ada saksi yang mengaku melihat Bormann di sebuah biara di Italia Utara. Tak sedikit pula yang meyakini, dengan mengoperasi plastik di wajah, ia berhasil melarikan diri ke Amerika Selatan. Di Argentina, secara diam-diam ia menjadi seorang jutawan dan leluasa bergerak di Brazil dan Chile sebelum meninggal di Paraguay.
Namun, sebuah tulang belulang yang ditemukan sekelompok tukang bangunan di sebelah barat Berlin pada 1972, melalui arsip gigi dan susunan tulang rangka, diidentifikasi sebagai milik Bormann. Tes DNA yang dilakukan pada 1999 akhirnya mengukuhkan temuan itu sebagai miilik Bormann.
Untuk mengantisipasi kelicinan Bormann, sebuah pengadilan militer di Nuremberg, Jerman, pada 1 Oktober 1946 secarainabsentiamenjatuhkan vonis mati. Tanpa kehadirannya pula Pengadilan Jerman kemudian mengumumkan kematian sang buronan pada April 1973.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar